Jumat, 14 Oktober 2016

Mozaik and Watercolour for Gift

Bingung mau nyari hadiah/kado buat ulangtahun/wisuda/nikahan/anniversary ??? atau pengen fotomu dimozaikin or diwatercolourin ??? nggak usah bingung, kunjungi aja instagram kita di @emjesgalery atau klik https://www.instagram.com/emjesgalery/ atau whatsapp ke 085735689957 for fast respon.
Beautiful Watercolour

Mozaik Kece

Jumat, 26 Desember 2014

Sepenggal Cerita di Semester 5



Hello, hello, hello,,..
Nggak nyangka semester ini mau berakhir aja, walaupun masih ada semester berikutnya !!!
Sekarang ini aku udah ada di semester 5, mau semester 6. Waaahhh nggak nyangka cepet banget, perasaan baru kemaren baru masuk kuliah (lebayyy).
Di semester 5 ini banyak banget kenangan yang mungkin nggak akan dilupain. Banyak mata kuliah yang pastinya ngehabisin tenaga sama pikiran. Di semester ini ada mata kuliah yang ngasih pengalaman-pengalaman dan banyak kenangan.

Yang pertama mata kuliah KWU (Kewirausahaan/ 3 sks). Di semester ini kita dituntut untuk membuat bisnis plan buat produk baru yang mesti kita ciptain. Ujung-ujungnya produk itu bakalan ditampilin di bazar. Pembuatan produk ini udah keduakalinya  yang sebelumnya di semester 4 di mata kuliah Rancangan Usaha Agribisnis (RUA) kelompokku ciptain produk minuman komnas HAM (Kopyor Nanas Hasil Awewe Manis) yang akhirnya jadi juara 3 kategori produk favorit.  Poduk yang kedua di semester ini adalah Tastea, minuman rasa green tea yang di atasnya dikasi wipping cream sama taburan coklat. Hmmmmm udah kebayang kan enaknya gimana... Di bazar ini kelas kita ngusung tema Colour Fun. Jadi kita kostumnya pake kaos putih yang dikasih bubuk-bubuk warna-warni yang kayak di india itu lhoh,,, hahahaa, kece gak tuh, Holly powder namanya. Terus, kalo yang cewe krudungan, make krudung polos yang warna-warni juga. Di stand nggak mau ketinggalan, dihiasin sama origami burung warna-warni sama balon warna-warni juga. O ya, bazar ini diadain selama 2 hari. Hari pertama sih berjalan lancar walaupun disambi sama ngerjain laporan STELA yang ngak kelar-kelar...... tapi pas hari kedua, waduuhhh, dari pagi sampe sore ujan terus jadinya agak kurang bebas mau jalan-jalan nonton penampilan kelas lain sama cari makan ke stand lain. Bazar KWU kali ini kelas N ngk dapet juara. Walaupun begitu, keceriaan, kebersamaan, kehangatan, keseruan, kelucuan, kekonyolan yang udah dilewati ngk akan mudah dilupain begitu aja...

ini "Tastea"

ciprat-cipratan Holy Powder

Foto bareng habis ciprat-cipratan

Foto selfie bareng

Foto cewek-cewek

Foto bareng Stephanie sama Warda (ibu CO)

Foto dulu bareng balon

Dua orang nie dari semester kemaren, anggota Komnas HAM
  
Nie pas hari kedua-ujan

Foto Kelas N Bazar KWU 2014

to be continue.....


Minggu, 29 Juni 2014

Makna di Setiap Malam Dari Shalat Tarawih di Bulan Ramadhan

 
Sayyidina Ali bin Abi Thalib berkata bahwa Nabi pernah ditanya tentang Keutamaan Shalat Tarawih Di Bulan Ramadhan. Nabi menjawab dengan sabdanya sebagai berikut :
  • Di malam pertama, Orang mukmin keluar dari dosanya , seperti saat dia dilahirkan oleh ibunya.
  • Di malam kedua, ia diampuni, dan juga kedua orang tuanya, jika keduanya mukmin
  • Di malam ketiga, seorang malaikat berseru dibawah Arsy: Mulailah beramal, semoga Allah mengampuni dosamu yang telah lewat.
  • Di malam keempat, dia memperoleh pahala seperti pahala membaca Taurat, Injil, Zabur, dan Al-Furqan Al-Quran.
  • Di malam kelima, Allah Taala memeberikan pahala seperti pahala orang yang shalat di Masjidil Haram, masjid Madinah dan Masjidil Aqsha.
  • Di malam keenam, Allah Taala memberikan pahala orang yang berthawaf di Baitul Makmur dan dimohonkan ampun oleh setiap batu dan cadas.
  • Di malam ketujuh, seolah-olah ia mencapai derajat Nabi Musa a.s. dan kemenangannya atas Firaun dan Haman.
  • Di malam kedelapan, Allah Taala memberinya apa yang pernah Dia berikan keDi Nabi Ibrahim as
  • Di malam kesembilan, seolah-olah ia beribadat keDi Allah Taala sebagaimana ibadatnya Nabi saw.
  • Di malam kesepuluh, Allah Taala mengaruniai dia kebaikan dunia dan akhirat.
  • Di malam kesebelas, ia keluar dari dunia seperti saat ia dilahirkan dari perut ibunya.
  • Di malam kedua belas, ia datang pada hari kiamat wajahnya bagaikan bulan di malam purnama.
  • Di malam ketigabelas, ia datang Di hari kiamat dalam keadaan aman dari segala keburukan.
  • Di malam keempat belas, para malaikat datang seraya memberi kesaksian untuknya, bahwa ia telah melakukan shalat tarawih, maka Allah tidak menghisabnya Di hari kiamat.
  • Di malam kelima belas, ia didoakan oleh para malaikat dan para penanggung (pemikul) Arsy dan Kursi.
  • Di malam keenam belas, Allah menerapkan baginya kebebasan untuk selamat dari neraka dan kebebasan masuk ke dalam surga.
  • Di malam ketujuh belas, ia diberi pahala seperti pahala para nabi.
  • Di malam kedelapan, belas, seorang malaikat berseru, Hai hamba Allah, sesungguhnya Allah ridha kedirimu dan ke ibu bapakmu.
  • Di malam kesembilan belas, Allah mengangkat derajat-derajatnya dalam surga Firdaus.
  • Di malam kedua puluh, Allah memberi pahala para Syuhada (orang-orangyang mati syahid) dan shalihin (orang-orang yang saleh).
  • Di malam kedua puluh satu, Allah membangun untuknya gedung dari cahaya.
  • Di malam kedua puluh dua, ia datang Di hari kiamat dalam keadaan aman dari setiap kesedihan dan kesusahan.
  • Di malam kedua puluh tiga, Allah membangun untuknya sebuah kota di dalam surga.
  • Di malam kedua puluh empat, ia memperoleh duapuluh empat doa yang dikabulkan.
  • Di malam kedua puluh lima, Allah Taala menghapuskan darinya azab kubur.
  • Di malam keduapuluh enam, Allah mengangkat pahalanya selama empat puluh tahun.
  • Di malam keduapuluh tujuh, ia dapat melewati shirath Di hari kiamat, bagaikan kilat yang menyambar.
  • Di malam keduapuluh delapan, Allah mengangkat baginya seribu derajat dalam surga.
  • Di malam kedua puluh sembilan, Allah memberinya pahala seribu haji yang diterima.
  • Di malam ketiga puluh, Allah ber firman : Hai hamba-Ku, makanlah buah-buahan surga, mandilah dari air Salsabil dan minumlah dari telaga Kautsar. Akulah Tuhanmu, dan engkau hamba-Ku.
sumber : http://hariscyber4rtcrew.blogspot.com/2012/07/makna-dan-keutamaan-shalat-tarawih-dari.html

Selasa, 03 Juni 2014

Description of Myself

                   Nama saya Miftakhul Jannah. Saya lahir di Kediri pada tanggal 2 Mei 1994 pada hari Senin yang jika dalam kalender Hijriyah saya lahir tanggal 21 Dzul Qaidah 1414. Arti dari nama saya kebanyakan orang sudah banyak yang tahu, yaitu Kunci Surga. Semoga kelak orangnya juga dapat masuk surga ( Amiiinn), karena nama adalah sebuah doa. Saya terlahir dari seorang ayah yang bernama Amir Bahrudin dan ibu yang bernama Sumianah yang keduanya merupakan asli Jawa. Itu berarti saya adalah anak yang memiliki darah Jawa asli juga. Saya merupakan anak pertama dari 4 bersaudara. Adik perempuan, Yuliatus Sholikhah lahir 3 tahun setelah saya. Adik perempuan saya lagi, Nurul Khofifah lahir 3 tahun setelah adik pertama dan satu-satunya saudara laki-laki, Ahmad Jaya Sulaiman lahir 6 tahun setelah adik kedua saya (ya iyalaaahh...).
                  Dalam keluarga, kami dididik dalam pendidikan yang bernafaskan Islam oleh karena itu saya adalah seorang perempuan yang berjilbab. Riwayat pendidikan saya di mulai di TK ABA IV di sekitar tempat tinggal saya. Setelah 2 tahun saya melanjutkan di MI MIFTAHUL FALAH  yang tempatnya bersebelahan dengan TK saya. Setelah 6 tahun, saya melanjutkan di Mts N I Pare dan 3 tahun kemudian saya melanjutkan sekolah di MA Negeri Krecek Badas. Sekolah di MAN selama 3 tahun, kemudian saya diberi kesempatan untuk melanjutkan kuliah ke Universitas Brawijaya Malang. Di UB saya mengambil Prodi Agribisnis, Fakultas Pertanian dan sekarang saya berada pada semester 4, yang merupakan sengah perjalanan untuk lulus dengan gelar sarjana. Amiinn.
                  Cita-cita saya dari semenjak kecil sampai sekarang berubah-ubah seiring dengan bertambahnya usia. Waktu kecil saya bercita-cita sebagai guru, sama seperti kebanyakan cita-cita anak kecil kebanyakan. Saya juga sempat bercita-cita sebagai arsitektur, tidak tahu dari mana datangnya. Saya juga pernah bercita-cita sebagai seorang pelukis, namun itu hanya sebuah cita-cita karena kemampuan kurang mendukung.  Menjadi seorang relawan juga pernah terlintas dibenak saya, oleh karena itu saya pernah mengikuti salah satu UKM di UB yaitu Korps Suka Rela. Sekarang sepertinya saya bercita-cita menjadi seorang enterpreneur yang dapat menciptakan produk, memiliki penghasilan yang dapat digunakan untuk masa mendatang dan memberikan lapangan pekerjaan kepada orang lain.   
                  Hobi saya ada banyak, karena saya ternyata merupakan orang yang cepat bosan dalam melakukan suatu hal kecuali hal-hal yang saya sukai. Saya sering nonton film, menulis, bersepeda, jalan-jalan, dll. Saya merupakan orang yang kurang bisa bergaul dengan orang lain karena saya orang yang tidak bisa banyak bicara. Orang-orang melihat saya mungkin sebagai orang yang pendiam ( kenyataan sih..!!) namun saya merupakan orang yang keras kepala.  Selain itu saya merupakan orang yang jujur, apa adanya, suka seni, sensitif, rela berkorban, dapat dipercaya, dan insa Allah pekerja keras. Seperti sifat- sifat saya tersebut saya termasuk orang berkepribadian melankolis.    

Senin, 24 Maret 2014

TEORI KETIDAKSEMPURNAAN

Teori ketidaksempurnaan adalah bahwa (hampir) segala sesuatu memiliki kelemahannya masingmasing dan tidaklah sempurna. Teori ketidaksempurnaan merupakan kebalikan dan cikal bakal bagi seorang pebisnis ulung dalam berpikir untuk menemukan sebuah peluang, yaitu bayangan dari sebuah kesulitan.
Menurut Waspada,I.(2004) pada dasarnya ide dan peluang dapat tumbuh di mana saja, kapan saja oleh siapa saja. Semakin banyak ide yang muncul semakin kreatif manusia meraih peluang. Semakin luas peluang semakin banyak pelaku usaha dapat meraih keberhasilan. Ide kreatif untuk memulai suatu bisnis dapat berasal dari ilham, proses belajar (diskusi), proses berlatih, pengalaman, keterpaksaan dan kondisi krisis yang menekan.
Peluang bisnis dan krisis bagaikan dua sisi sekeping uang logam. Dengan demikian bagaimana perspektif atau cara pandang seseoranglah yang akan menentukan apakah sebuah krisis dapat berubah menjadi peluang. Sebagai ilustrasi, saat di Indonesia terjadi krisis ekonomi pada tahun 1997-1998, di mana kondisi perekonomian tereduksi dan banyak perusahaan-perusahaan besar jatuh bangkrut ternyata cukup banyak eksportir kerajinan etnis yang justru memperoleh manfaat dari jatuhnya harga rupiah. Pengrajin mebel dengan bahan baku serat pisang dan eceng gondok, penyuling minyak nilam, pengrajin bordir dan sulaman tangan merupakan sebagian dari pelaku bisnis yang diuntungkan pada masa itu. Untuk setiap unit produk yang mereka jual dalam nilai tukar dollar Amerika, keuntungan yang diperoleh dapat meningkat tiga kali lipat dari keuntungan sebelum masa krisis.
Rata-rata orang melihat masalah sebagai krisis, namun cikal bakal dari seorang pebisnis ulung akan mampu melampaui cara pikir ini dan membaca bayang-bayang kesulitan sebagai suatu peluang (Hendro dan Candra, 2006). Cara pikir inilah yang mendasari teori ketidaksempurnaan.
Di dunia ini, hanya ada dua prinsip yang terjadi didalam dunia bisnis yaitu kesempurnaan dan ketidaksempurnaan, kepuasan dan ketidakpuasan, ancaman dan peluang. Tinggal dimana posisi Anda berada. Dikesempurnaan? atau ketidak sempurnaan? Pasar dan bisnisn itu isi, tetapi kosong… kosong, tetapi berisi. Semua kembali pada cara kita melihatnya (Hendro, 2011).
Perspektif seorang pebisnis seharusnya selalu skeptis dan tidak puas pada hal-hal yang telah mapan. Cara pandang tersebut mendorong mereka untuk terus mencoba ide-ide baru yang lebih baik. Tidak pernah ada kata sempurna. Sebab kesempurnaan identik dengan kemapanan dan rasa puas, sementara rasa puas akan menghentikan proses perubahan, pertumbuhan dan perkembangan.
Prinsip  kesempurnaan bisa membuat kita terperangkap ke dalam jebakan ketakutan untuk berubah dan keluar dari rutinitas yang terus-menerus terjadi. Itulah intuisi seorang smart dan good entrepreneur, tetapi walaupun demikian, kadangkala banyak orang yang menganggap orang kreatif yang kadang-kadang berpikiran aneh itu gila dan membingungkan. Namun, itulah pola pikir seorang entrepreneur, selalu melihat dari sisi yang berbeda dan dimatanya, suatu kejadian adalah unperfectly condition. Untuk itu, dia akan segera berimprovisasi atau berinovasi. Inilah yang disebut teori “kesempurnaan” bagi orang biasa, tetapi bagi seorang smart and good entrepreneur, itu adalah teori ketidaksempurnaan.
Berikut adalah contoh dari orang yang dapat berfikir kreatif dan melihat peluang yang ada dari menggunakan benda yang tidak berguna menjadi sesuatu yang dapat menghasilkan pemasukan bagi perekonomiannya. Ditangan seorang kreatif, sampah pun jadi intan. Dia adalah Eddy Juandy yang berasal dari Bogor. Dia sukses membuat karya seni bernilai tinggi dengan bahan baku bonggol jagung. Bonggol jagung mungkin dianggap limbah yang sudah tidak berguna bagi sebagian orang. Tapi dengan kreativitas yang mumpuni dari perajin Kedung Halang Bogor, bonggol jagung bisa diubah menjadi kerajinan yang mempunyai nilai jual tinggi. Dari bonggol janggung tersebut kita bisa menikmati karya seni dalam bentuk lampu hias, kap lampu, pembatas ruangan, dan anyaman tas.

DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2014. Ide Jitu Kreatif Kerajinan Dari Bonggol Jagung ~ Ide Jitu Bisnis Sampingan Yang Kreatif dan Inovatif. http//:ide17bisnis.blogspot.com. Diakses tanggal 12 Maret 2014
Hendro. 2011. Dasar-dasar Kewirausahaan. Erlangga

Isaskar, Riyanti. 2011. Modul Rancangan Usaha Agribisnis, Modul 4: Pengembangan Ide Bisnis. Malang: UB 

Makalah Sejarah Pembangunan Pertanian

MAKALAH
EKONOMI PEMBANGUNAN PERTANIAN
Sejarah Pembangunan Pertanian di Indonesia dan Manfaatnya bagi Pembangunan Ekonomi Indonesia


Kelompok 2 :
Maria Dewi O. P.                  125040100111200
Dien Tamahera                     125040100111228
Miftakhul Jannah                 125040100111231
Nurlia Mar’atus S                 125040100111238
Adde Septa Engjan               125040100111239
Fitri Sugiarti                          125040100111243
Kelas: L
PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERTANIAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2014


BAB I
PENDAHULUAN
1.1    Latar Belakang
Pembangunan sektor pertanian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional secara keseluruhan. Pembangunan sektor pertanian ini sangat penting karena menyangkut hajat hidup lebih dari setengah penduduk Indonesia yang menguntungkan perekonomian keluarga pada sektor ini. Sehingga wajar pemerintah memprioritaskan pembangunan pada sektor pertanian yang didukung oleh sektor-sektor lainnya.
Sejalan dengan tujuan utama pembangunan nasional yaitu untuk meningkatkan taraf hidup, kecerdasan dan kesejahteraan seluruh rakyat. Maka dalam pembangunan pertanian kesejahteraan petani perlu mendapat perhatian dan tingkat pendapatan yang meningkat bisa dijadikan salah satu indikator kesejahteraan petani.
Oleh karena itu, dalam hal pengembangan sector pertanian sebagai sumber utama kehidupan rakyat Indonesia salah satunya dengan mempelajari sejarah pembangunan pertanian Indonesia. Dengan adanya kebijaka-kebijakan terdahulu kita dapat mengambil manfaatnya yang dapat membantu para  petani khususnya dalam peningkatan dan pembangunan pertanian.

1.2    Rumusan Masalah
1.      Bagaimana sejarah pembangunan pertanian di Indonesia ?
2.      Apa manfaat bagi pembangunan ekonomi Indonesia dari sejarah pembangunan pertanian di Indonesia  ?

1.3    Tujuan
1.      Untuk mengetahui sejarah pembangunan pertanian di Indonesia
2.      Untuk mengetahui manfaat bagi pembangunan ekonomi Indonesia.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1    Pembangunan Pertanian
Pembangunan pertanian dapat didefinisikan sebagai suatu proses perubahan sosial. Implementasinya tidak hanya ditujukan untuk meningkatkan status dan kesejahteraan petani semata, tetapi sekaligus juga dimaksudkan untuk mengembangkan potensi sumberdaya manusia baik secara ekonomi, sosial, politik, budaya, lingkungan, maupun melalui perbaikan (improvement), pertumbuhan (growth) dan perubahan (change) (Iqbal dan Sudaryanto, 2008).
Dalam literatur klasik pembangunan pertanian karya Arthur Mosher yang berjudul “Getting Agriculture Moving” dijelaskan secara sederhana dan gamblang tentang syarat pokok dan syarat pelancar dalam pembangunan pertanian. Syarat pokok pembangunan pertanian meliputi: (1) adanya pasar untuk hasil-hasil usahatani, (2) teknologi yang senantiasa berkembang, (3) tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal, (3) adanya perangsang produksi bagi petani, dan (5) tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu. Adapun syarat pelancar pembangunan pertanian meliputi: (1) pendidikan pembangunan, (2) kredit produksi, (3) kegiatan gotong royong petani, (4) perbaikan dan perluasan tanah pertanian, dan (5) perencanaan nasional pembangunan pertanian. Beberapa Negara berkembang, termasuk Indonesia, mengikuti saran dan langkah kebijakan yang disarankan oleh Mosher.
Pembangunan pertanian di Indonesia dilaksanakan secara terencana dimulai sejak Repelita I (1 April 1969), yaitu pada masa pemerintahan Orde Baru, yang tertuang dalam strategi besar pembangunan nasional berupa Pola Umum Pembangunan Jangka Panjang (PU-PJP) yaitu PU-PJP I (1969-1994) dan PU-PJP II (1994-2019). Dalam PU-PJP I, pembangunan dilaksanakan melalui lima serangkaian Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun) yang semuanya dititikberatkan pada sektor pertanian.


2.2    Pembangunan Ekonomi
Saragih, B (2001), menyampaikan untuk mengatasi masalah ekonomi yang begitu kompleks diperlukan strategi pembangunan ekonomi yang mampu memberi solusi. Strategi pembangunan yang dimaksud harus memiliki karakteristik sebagai berikut, 1) memiliki jangkauan kemampuan memecahkan masalah ekonomi dan ketika strategi ini diimplementasikan maka persoalan ekonomi akan dapat diatasi, 2) strategi yang dipilih harus dapat memanfaatkan hasil-hasil pembangunan sebelumnya sehingga pembangunan sebelumnya tidak menjadi sia-sia, 3) strategi yang dipilih harus mampu membawa perekonomian Indonesia yang lebih cerah dan menjadi sinergis (interdepency economy) dengan perekonomian dunia.
Di antara pilihan strategi pembangunan ekonomi yang ada, strategi pembangunan yang memenuhi karakteristik tersebut adalah Pembangunan Agribisnis (agribusiness led development) yaitu strategi pembangunan ekonomi yang mengintegrasikan pembangunan pertanian berkelanjutan (perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan) dengan pembangunan industri hulu dan hilir pertanian serta sektor-sektor jasa yang terkait di dalamnya (Saragih, B. 1998).









BAB III
PEMBAHASAN
3.1    Sejarah Pembangunan Pertanian di Indonesia
Sejarah pembangunan pertanian berawal pada masa orde baru. Pada awal masa orde baru pemerintahan menerima beban berat dari buruknya perekonomian orde lama. Tahun 1966-1968 merupakan tahun untuk rehabilitasi ekonomi. Pemerintah orde baru berusaha keras untuk menurunkan inflasi dan menstabilkan harga. Dengan dikendalikannya inflasi, stabilitas politik tercapai yang berpengaruh terhadap bantuan luar negeri yang mulai terjamin dengan adanya IGGI. Maka sejak tahun 1969, Indonesia dapat memulai membentuk rancangan pembangunan yang disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA). Berikut penjelasan singkat tentang beberapa REPELITA.
1.      REPELITA I (1969-1974)
Repelita I mulai dilaksanakan sejak tanggal 1 April 1969 hingga 31 Maret 1974. Repelita I ini merupakan landasan awal pembangunan pertanian di orde baru.  Tujuan yang ingin dicapai adalah pertumbuhan ekonomi 5% per tahun dengan sasaran yang diutamakan adalah cukup pangan, cukup sandang, perbaikan prasarana terutama untuk menunjang pertanian. Tentunya akan diikuti oleh adanya perluasan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Titik berat Repelita I ini adalah pembangunan bidang pertanian sesuai dengan tujuan untuk mengejar keterbelakangan ekonomi melalui proses pembaharuan bidang pertanian, karena mayoritas penduduk Indonesia masih hidup dari hasil pertanian.
Banyak program yang dilakukan oleh pemerintah untuk merealisasikan programnya tersebut, antara lain :
a.    Memberikan bibit unggul kepada petani dan melakukan beberapa eksperimen untuk mendapatkan bibit unggul yang tahan hama tersebut.
b.    Memperbaiki infrastuktur yang digunakan oleh sektor pertanian seperti jalan raya, sarana irigasi sawah dan pasar yang menjadi tempat dijualnya hasil pertanian.
c.    Melakukan transmigrasi agar lahan yang berada di kalimantan, sulawesi, maluku dan papua dapat diolah agar menjadi lahan yang mengahasilkan bagi perekonomian.

2.      REPELITA II (1974-1979)
Repelita II mulai dilaksanakan sejak tanggal 1 April 1974 hingga 31 Maret 1979. Target pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 7,5% per tahun. Prioritas utamanya adalah sektor pertanian yang merupakan dasar untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri dan merupakan dasar tumbuhnya industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku. Selain itu sasaran Repelita II ini juga perluasan lapangan kerja. Repelita II berhasil meningkatkan pertumbuhan ekonomi rata-rata penduduk 7% setahun. Perbaikan dalam hal irigasi. Di bidang industri juga terjadi kenaikna produksi. Lalu banyak jalan dan jembatan yang di rehabilitasi dan di bangun.
3.      REPELITA III (1979-1984)
Repelita III mulai dilaksanakan sejak tanggal 1 April 1979 – 31 Maret 1984. Repelita III lebih menekankan pada Trilogi Pembangunan yang bertujuan terciptanya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Arah dan kebijaksanaan ekonominya adalah pembangunan pada segala bidang. Pedoman pembangunan nasionalnya adalah Trilogi Pembangunan dan Delapan Jalur Pemerataan.
4.      REPELITA IV (1984-1989)
Repelita IV mulai dilaksanakan sejak tanggal 1 April 1984 – 31 Maret 1989. Repelita IV adalah peningkatan dari Repelita III. Peningkatan usaha-usaha untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat, mendorong pembagian pendapatan yang lebih adil dan merata, memperluas kesempatan kerja. Prioritasnya untuk melanjutkan usaha memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri.
Hasil yang dicapai pada Repelita IV antara lain swasembada pangan. Pada tahun 1984 Indonesia berhasil memproduksi beras sebanyak 25,8 ton. Kebijakan yang ditempuh pada saat itu adalah menitikberatkan kepada usaha intensifikasi, dengan menaikkan produksi terutama produktivitas padi pada areal yang telah ada.
Pada waktu itu rata-rata petani hanya memiliki setengah hektare dan kemampuan penguasaan teknologi tanam juga belum banyak dikuasai kecuali bercocok tanam secara tradisional. Pemerintah pun mencetak sejumlah tenaga penyuluh pertanian, membentuk unit-unit koperasi untuk menjual bibit tanaman unggul, menyediakan pupuk kimia dan juga insektisida untuk membasmi hama.
Sistem pengairan diperbaiki dengan membuat irigasi ke sawah-sawah sehingga banyak sawah yang semula hanya mengandalkan air hujan, kini bisa ditanami pada musim kemarau dengan memanfaatkan sistem pengairan. Lahan-lahan percontohan pun dibangun, kelompok petani dibentuk di setiap desa untuk mengikuti bimbingan dari para penyuluh pertanian yang disebut Intensifikasi massal (Inmas) dan Bimbingan massal (Bimas). Bukan hanya lewat tatap muka, tetapi juga disiarkan melalui radio dan televisi bahkan juga sejumlah media cetak menyediakan halaman khusus untuk koran masuk desa dengan muatan materi siaran yang khas pedesaan, membimbing petani.
Hasilnya Indonesia berhasil swasembada beras. Kesuksesan ini mendapatkan penghargaan dari FAO (Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia) pada tahun 1985. Hal ini merupakan prestasi besar bagi Indonesia.
5.      REPELITA V (1989-1994)
Repelita V mulai dilaksanakan sejak tanggal 1 April 1989 – 31 Maret 1994. Pada Repelita V ini, lebih menitik beratkan pada sektor pertanian dan industri untuk memantapakan swasembada pangan dan meningkatkan produksi pertanian lainnya serta menghasilkan barang ekspor. Pelita V adalah akhir dari pola pembangunan jangka panjang tahap pertama. Lalu dilanjutkan pembangunan jangka panjang ke dua, yaitu dengan mengadakan Repelita VI yang di harapkan akan mulai memasuki proses tinggal landas Indonesia untuk memacu pembangunan dengan kekuatan sendiri demi menuju terwujudnya masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila.

6.      REPELITA VI (1994-1999)
Repelita VI mulai dilaksanakan sejak tanggal 1 April 1994 – 31 Maret 1999. Pada Repelita VI titik beratnya masih pada pembangunan pada sektor ekonomi yang berkaitan dengan industri dan pertanian serta pembangunan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia sebagai pendukungnya. Sektor ekonomi dipandang sebagai penggerak utama pembangunan. Pada periode ini terjadi krisis moneter yang melanda negara-negara Asia Tenggara termasuk Indonesia. Karena krisis moneter dan peristiwa politik dalam negeri yang mengganggu perekonomian menyebabkan rezim Orde Baru runtuh.
Memasuki era globalisasi yang dicirikan oleh persaingan perdagangan internasional yang sangat ketat dan bebas, pembangunan pertanian semakin dideregulasi melalui pengurangan subsidi, dukungan harga dan berbagai proteksi lainnya. Kemampuan bersaing melalui proses produksi yang efisien merupakan pijakan utama bagi kelangsungan hidup usahatani. Sehubungan dengan hal tersebut, maka partisipasi dan kemampuan wirausaha petani merupakan faktor kunci keberhasilan pembangunan pertanian.
Pemerintahan pada Kabinet Indonesia Bersatu telah menetapkan program pembangunannya dengan menggunakan strategi tiga jalur (triple track strategy) sebagai manifestasi dari strategi pembangunan yang lebih pro-growthpro-employment dan  pro-poor. Operasionalisasi konsep strategi tiga jalur tersebut dirancang melalui hal-hal sebagai berikut:
1.      Peningkatan pertumbuhan ekonomi di atas 6.5 persen per tahun melalui percepatan investasi dan ekspor.
2.      Pembenahan sektor riil untuk mampu menyerap tambahan angkatan kerja dan menciptakan lapangan kerja baru.
3.      Revitalisasi pertanian dan perdesaan untuk berkontribusi pada pengentasan kemiskinan. Revitalisasi pertanian diartikan sebagai kesadaran untuk menempatkan kembali arti penting sektor pertanian secara proporsional dan kontekstual, melalui 26 peningkatan kinerja sektor pertanian dalam pembangunan nasional dengan tidak mengabaikan sektor lain. Revitalisasi pertanian dimaksudkan untuk menggalang komitmen dan kerjasama seluruh stakeholder dan mengubah paradigma pola piker masyarakat dalam melihat pertanian tidak hanya sekedar penghasil komoditas untuk dikonsumsi. Pertanian harus dilihat sebagai sektor yang multi-fungsi dan sumber kehidupan sebagian besar masyarakat Indonesia.
Kegiatan pembangunan pertanian tahun 2005-2009 dilaksanakan melalui tiga program, yaitu:
1.    Program peningkatan ketahanan pangan
Operasionalisasi program peningkatan ketahanan pangan dilakukan melalui peningkatan produksi pangan, menjaga ketersediaan pangan yang cukup aman dan halal di setiap daerah setiap saat, dan antisipasi agar tidak terjadi kerawanan pangan.
2.    Program pengembangan agribisnis
Operasionalisasi program pengembangan agribisnis dilakukan melalui pengembangan sentra/kawasan agribisnis komoditas unggulan.
3.    Program peningkatan kesejahteraan petani.
Operasionalisasi program peningkatan kesejahteraan petani dilakukan melalui pemberdayaan penyuluhan, pendampingan, penjaminan usaha, perlindungan harga gabah, kebijakan proteksi dan promosi lainnya.
Selama periode 2005-2009 pembangunan pertanian juga terus mencatat berbagai keberhasilan. Salah satu yang patut disyukuri dan membanggakan adalah Indonesia berhasil mencapai swasembada beras sejak tahun 2007, serta swasembada jagung dan gula konsumsi rumah tangga di tahun 2008.
Pembangunan pertanian pada periode 2010-2014, Kementerian Pertanian mencanangkan 4 (empat) target utama, yaitu sebagai berikut:
1.    Pencapaian Swasembada dan Swasembada Berkelanjutan.
Dalam rangka peningkatan produksi pertanian pada periode lima tahun ke depan (2010-2014), Kementerian Pertanian akan lebih fokus pada peningkatan 39 komoditas unggulan nasional. Komoditas unggulan nasional tersebut terdiri dari 7 komoditas tanaman pangan, 10 komoditas hortikultura, 15 komoditas perkebunan, dan 7 komoditas peternakan.
2.    Peningkatan Diversifikasi Pangan.
Diversifikasi pangan atau keragaman konsumsi pangan merupakan salah satu strategi mencapai ketahanan pangan. Sasaran percepatan keragaman konsumsi pangan adalah tercapainya pola konsumsi pangan yang aman, bermutu, dan bergizi seimbang yang dicerminkan oleh tercapainya skor Pola Pangan Harapan (PPH) sekurang-kurangnya 93,3 pada tahun 2014. Konsumsi umbi-umbian, sayuran, buah-buahan, pangan hewani ditingkatkan dengan mengutamakan produksi lokal, sehingga konsumsi beras diharapkan turun sekitar 3% per tahun.
3.    Peningkatan Nilai Tambah, Daya Saing, dan Ekspor.
Peningkatan nilai tambah akan difokuskan pada dua hal yakni peningkatan kualitas dan jumlah olahan produk pertanian untuk mendukung peningkatan daya saing dan ekspor. Peningkatan kualitas produk pertanian (segar dan olahan) diukur dari peningkatan jumlah produk pertanian yang mendapatkan sertifikasi jaminan mutu (SNI, Organik, Good Agricultural PracticesGood HandlingPracticesGood Manucfacturing Practices). Peningkatan daya saing akan difokuskan pada pengembangan produk berbasis sumberdaya local yang bisa meningkatkan pemenuhan permintaan untuk konsumsi dalam negeri dan bisa mengurangi ketergantungan impor (substitusi impor).
Peningkatan ekspor akan difokuskan pada pengembangan produk yang punya daya saing di pasar internasional, baik segar maupun olahan, yang kebutuhan di pasar dalam negeri sudah tercukupi. Indikatornya adalah pertumbuhan volume ekspor. Sedangkan indikator utama, strategi, dan rencana aksi dalam rangka peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor produk pertanian pada periode lima tahun ke depan (2010-2014).
4.    Peningkatan Kesejahteraan Petani.
Unsur penting yang berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan petani adalah tingkat pendapatan petani. Walaupun demikian tidak selalu upaya peningkatan pendapatan petani secara otomatis diikuti dengan peningkatan kesejahteraan petani, karena kesejahteraan petani juga tergantung pada nilai pengeluaran yang harus dibelanjakan keluarga petani serta faktor-faktor non-finansial seperti factor sosial budaya. Walaupun demikian, sisi pendapatan petani merupakan sisi yang terkait secara langsung dengan tugas pokok dan fungsi Kementerian Pertanian. Oleh karena itu, dalam kerangka peningkatan kesejahteraan petani, prioritas utama Kementerian Pertanian adalah upaya meningkatkan pendapatan petani.

3.2    Manfaat bagi Pembangunan Ekonomi Indonesia
Pelaksanaan dari amanat tersebut sudah tergambar dalam fakta empiris yang tercermin pada sumbangan sektor pertanian pada PDB dan banyaknya masyarakat yang bergantung dan bergerak di sektor pertanian.  Selain itu, masih banyaknya sebgaian besar masyarakat yang berada di bawah garis kemiskinan semakin mempertegas dasar kita untuk menjadikan sektor pertanian sebagai penggerak perekonomian nasional.
a.   Peranan dalam pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB).
Pada tahun 1996, PDB sektor pertanian, termasuk pula kehutanan dan perikanan, adalah sebesar Rp 63,8 triliun. Nilai ini terus meningkat menjadi Rp 66,4 triliun pada tahun 2000. Besarnya PDB pertanian tersebut memberikan kontribusi sekitar 17 persen terhadap PDB nasional. Bila dibandingkan dengan sektor lain, maka kontribusi PDB pertanian menduduki urutan kedua setelah sektor industri manufaktur.  Di samping kontribusi langsung terhadap PDB yang cukup signifikan, sektor pertanian juga telah menunjukkan ketangguhan dalam menjaga stabilitas ekonomi pada masa krisis perekonomian nasional. Ketangguhan sektor ini ditunjukkan oleh kemampuannya untuk tetap tumbuh secara positif pada masa (1998) sementara perekonomian nasional secara agregat mengalami kontraksi yang sangat hebat, yaitu sebesar 13,7 persen.

b.      Penyerapan tenaga kerja
Sektor pertanian berikut sistem agribisnisnya sangat dominan perannya  dalam penyerapan tenaga kerja, yang mampu menyerap 45,0 persen dari total penyerapan tenaga kerja nasional, atau menempati urutan pertama dalam penyerapan tenaga kerja. Apalagi jika kita menyimak struktur ketenagakerjaan pedesaan, maka peran strategis sektor pertanian bahkan lebih tak terbantahkan.
Dalam tahun 1997 struktur kesempatan kerja pedesaan secara agregat menunjukkan bahwa peranan sektor pertanian memegang 58,8 persen dari kesempatan kerja pedesaan, yang secara absolut besarnya 57,5 juta orang. Peran sektor pertanian di luar Jawa juga lebih besar yaitu sebesar 66,9 persen dibandingkan dengan di Jawa yang besarnya 50,65%. Sebaliknya, sektor non-pertanian di Jawa hanya menyumbang 33,1% dan di luar Jawa menyumbang 49,4% kesempatan kerja, yang pada umumnya berupa jasa perdagangan, jasa kemasyarakatan, bangunan, dan jasa pengangkutan.  Keadaan ini menunjukkan masih tetap dominannya peran sektor pertanian dalam perekonomian rumah tangga pedesaan, baik di Jawa maupun di luar Jawa. Dan kegiatan di luar sektor pertanian masih relatif kecil dan sedang bertumbuh, serta tidak bisa dilepaskan keterkaitannya kegiatan di pertanian. 
Selanjutnya, selama masa kontraksi ekonomi nasional akibat krisis pada tahun 1998, yang secara penyerapan tenaga kerja nasional menurun sebesar 2,13 persen, atau sebesar 6,4 juta orang di semua sektor ekonomi (kecuali listrik), maka sektor agribisnis justru mampu meningkatkan kapasitas penyerapan tenaga kerja sebanyak 0,4 juta orang.  Fakta empiris ini menunjukkan bahwa sektor agribisnis masih merupakan sektor yang paling tangguh dalam menghadapi krisis dan paling berjasa dalam menampung pengangguran sebagai akibat krisis ekonomi.
c.       Peranan sebagai penghasil devisa
Kontribusi agribisnis dalam total nilai ekspor Indonesia pada tahun 1990 mencapai 43 persen, dan meningkat menjadi sekitar 49 persen pada tahun 1995. Sementara itu impor Indonesia, pangsa impor sektor agribisnis relatif kecil dan cenderung menurun. Pada tahun 1990 pangsa impor sektor agribisnis hanya sekitar 24 persen dan menurun menjadi sekitar 16 persen pada tahun 1995. Selanjutnya, selama masa krisis,  ekspor produk pertanian juga mengalami peningkatan yang cukup besar. Pada tahun 1998 ekspor pertanian naik sebesar 26,5 persen dibanding tahun 1995. Peningkatan ekspor pertanian selama masa krisis (1991-1998) jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata sebelum krisis yakni hanya sebesar 4,5 persen per tahun (1982-1997). Sebaliknya ekspor produk manufaktur turun sebesar 4,2 persen selama tahun 1997-1998. Hampir semua ekspor produk industri berbahan baku impor turun kecuali semen. Namun ekspor produk agroindustri yang berbasis pada sumber daya lokal seperti minyak atsiri, asam lemak, barang anyaman (kecuali minyak sawit) mengalami peningkatan. Meskipun sebagian dari kenaikan ini disebabkan oleh meningkatnya nilai mata uang dolar, namun dengan rendah atau hampir tidak adanya komponen impor di sektor pertanian, maka kenaikan tersebut masih merupakan suatu bukti empiris pembangunan ekonomi dengan menggunakan sektor pertanian sebagai penggerak utama akan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesempatan kerja dan berusaha dan peningkatan devisa negara.

d.      Meningkatkan pembangunan ekonomi daerah
Peran sektor pertanian lain yang juga sangat penting adalah dalam meningkatkan pembangunan ekonomi daerah. Sesuai tujuan pokok dari pelaksanaan otonomi daerah sebagaimana dimaksud dalam UU No. 22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan PP No. 25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom, adalah untuk mempercepat perkembangan ekonomi daerah. Cara yang efektif dan efisien untuk membangun ekonomi daerah adalah melalui pendayagunaan berbagai sumber daya ekonomi yang dimiliki daerah.
Pada saat ini sumber daya ekonomi yang dimiliki dan siap didayagunakan untuk pembangunan ekonomi daerah adalah sumber daya agribisnis seperti sumber daya alam (lahan, air, keragaman hayati, agro-klimat), sumber daya manusia di bidang agribisnis, dan teknologi di bidang agribisnis. Selain itu, sektor agribisnis adalah penyumbang terbesar dalam produk domestik regional bruto (PDRB) dan ekspor daerah. Dalam penyerapan tenaga kerja, kesempatan berusaha di setiap daerah, sebagian besar juga disumbang oleh sektor agribisnis. Oleh karena itu, pembangunan agribisnis untuk mempercepat pembangunan ekonomi daerah merupakan pilihan yang paling rasional. Dengan kata lain, pembangunan agribisnis perlu dijadikan sebagai pilar pembangunan ekonomi wilayah. (Kwik Kian Gie, 2002)



BAB IV
PENUTUP
4.1    Kesimpulan
Dengan tetap memberi penghargaan tinggi pada pelaku pembangunan di masa lalu, pembangunan ekonomi di masa lalu dirasakan lebih diarahkan untuk mencapai pertumbuhan yang tinggi, dengan harapan bahwa hasil pertumbuhan ekonomi tersebut akan secara otomatis mengalir pada lapisan masyarakat di bawahnya sehingga seluruh lapisan masyarakat secara bertahap akan meningkat kesejahteraannya.
Pembangunan dilaksanakan melalui lima serangkaian Repelita (Rencana Pembangunan Lima Tahun) yang semuanya dititik beratkan pada sektor pertanian sebagai berikut:
1.      Repelita I: titik berat pada sektor pertanian dan industri pendukung sektor pertanian.
2.      Repelita II: titik berat pada sektor pertanian dengan meningkatkan industri pengolah bahan mentah menjadi bahan baku.
3.      Repelita III: titik berat pada sektor pertanian menuju swasembada pangan dan meningkatkan industri pengolah bahan baku menjadi bahan jadi.
4.      Repelita IV: titik berat pada sektor pertanian untuk melanjutkan usaha menuju swasembada pangan dengan meningkatkan industri penghasil mesin-mesin.
5.      Repelita V: melanjutkan Repelita IV.
Manfaat bagi bagi pembangunan ekonomi Indonesia adalah dalam hal pembentukan pendapatan nasional dan menjaga stabilitas ekonomi pada masa krisis perekonomian nasional. Sektor pertanian adalah sektor  yang paling tangguh dalam menghadapi krisis dan paling berjasa dalam menampung pengangguran atau penyerap tenaga kerja sebagai akibat krisis ekonomi. Manfaat lain dari pembangunan pertanian yaitu sebagai penghasil devisa negara dan meningkatkan pembangunan ekonomi daerah melalui pendayagunaan berbagai sumber daya ekonomi yang dimiliki daerah.


DAFTAR PUSTAKA
Anonimous. 2008. Soeharto dan Swasembada Pangan. http://klipingut.wordpress.com/2008/01/27/soeharto-dan-swasembada-pangan/ (online). Diakses tanggal 11 Maret 2014
Gie, Kwik Kian. 2002. Kebijakan dan Strategi Pembangunan Nasional: Sektor Pertanian Sebagai “Prime Mover” Pembangunan Ekonomi Nasional. Jakarta
Iqbal dan Sudaryanto, 2008. dan Arthur Mosher  dalam Hotden Leonardo. 2012. Pengembangan Sistem Agribisnis Dalam Rangka Pembangunan Pertanian Berkelanjutan. Medan: HKBP Nommensen Medan
Maruli, Wendi. 2011. Repelita 1 (1969-1974). http://wendimaruli.blogspot.com/2011/02/repelita-1-1969-1974.html (online). Diakses tanggal 11 Maret 2014
Saragih, B. 1998. Kumpulan Pemikiran Agribisnis: Paradigma Baru Pembangunan Ekonomi Berbasis Pertanian. Yayasan Persada Mulia Indonesia.
Saragih, B. 2001. Pembangunan Sistem Agribisnis di Indonesia dan Peranan Public Relation. Makalah Seminar Peranan Public Relation dalam Pembangunan Pertanian. Program Pascasarjana PS. KMP-IPB. Bogor.
Siregar, Muhammad Hanafi. 2013. Sejarah Perkembangan Pembangunan Pertanian di Indonesia. http://muhammadhanafisrg.wordpress.com/tag/sejarah-perkembangan-pertanian-di-indonesia/ (online). Diakses tanggal 10 Maret 2014